Klaten – Tim Peneliti Dosen dari Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan Singaraja melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa dengan tema “Penyempurnaan Kurikulum Teologi Hindu.” Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan program studi yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Hindu Kementerian Agama RI terkait pengembangan program studi Teologi Hindu.

Ketua Tim Peneliti, I Wayan Titra Gunawijaya, S.Fil.H., M.Ag., menegaskan bahwa upaya penyempurnaan kurikulum ini tidak hanya bertujuan memperkuat substansi akademik, tetapi juga memberi ruang besar pada pendekatan berbasis kearifan lokal. “Kurikulum Teologi Hindu perlu menekankan kekayaan kearifan lokal sebagai kajian wajib. Hal ini penting agar setiap program studi Teologi Hindu, baik di Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH) negeri maupun swasta, memiliki kekhasan akademik yang relevan dengan konteks budaya masyarakat,” jelasnya.

Kehadiran tim peneliti dari IAHN Mpu Kuturan disambut hangat oleh Wakil Ketua I STAHN Jawa Dwipa, I Nyoman Warta. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas langkah kolaboratif ini. “Kami sangat menyambut baik kegiatan penyempurnaan kurikulum ini. Hal ini menjadi momentum penting untuk memperkaya sekaligus memperkuat pengembangan STAHN Jawa Dwipa,” ujarnya.

Kegiatan FGD ini diharapkan dapat menjadi jembatan dalam menyatukan visi pengembangan kurikulum Teologi Hindu yang adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi dan spiritualitas Hindu Nusantara.

Sujaya sebagai peserta FGD menegaskan bahwa luaran dari prodi Teologi harus bisa merasionalisasi ajaran agama sehingga lebih mudah di pahami dan tidak menimbulkan multitapsir terhadap ajaran-ajaran yang berkembang. “Profil Lulusan yang dapat merasionalisasi ajaran agama serta dapat mengurai masalah umat di lapangan penting di kembangkan sehingga Teologi Hindu dapat di terima secara luas oleh umat kita di Nusantara”. Ujarnya.

I Made Gami Sandi Untara, salah satu anggota tim peneliti, menegaskan bahwa keberadaan program studi (prodi) keagamaan Hindu di Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH) merupakan inti dari eksistensi lembaga tersebut. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa Brahma Widya, sebagai landasan utama pengembangan ilmu dalam konteks Hindu, lebih menitikberatkan pada pengajaran dan pengembangan ajaran agama Hindu secara mendalam. Dengan demikian, prodi keagamaan Hindu tidak hanya berfungsi sebagai wadah akademik untuk mempelajari teks-teks suci dan teologi, tetapi juga menjadi pilar identitas yang membedakan PTKH dari perguruan tinggi lainnya.

Lebih jauh, Untara menekankan bahwa pengembangan prodi ini perlu memperhatikan aspek kearifan lokal yang hidup di masyarakat sekitar. Penyisipan muatan lokal sebagai penciri prodi akan memperkuat relevansi keilmuan dengan kebutuhan komunitas, sekaligus menjaga keberlanjutan tradisi dan praktik keagamaan Hindu yang khas di tiap daerah. Dengan demikian, baik PTKH negeri maupun swasta dapat membangun diferensiasi akademik sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pelestarian budaya dan agama Hindu di Nusantara.

Leave a comment