
Jakarta (Bimas Hindu) – Tim Peneliti dari Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan yang diketuai oleh Dr. I Nyoman Miarta Putra, S.Ag., M.Ag., mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penelitian terapan nasional berjudul “Pengembangan Model Sistem Digital Pengelolaan Penelitian di Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.” Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa, 2 September 2025, pukul 14.00 WIB, di Ruang Sidang Lantai 14 Ditjen Bimas Hindu.
FGD ini merupakan bagian dari penelitian yang memperoleh pendanaan melalui skema Penelitian Kompetitif Berbasis Standar Biaya Keluaran. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data, masukan, serta perspektif dari peserta sebagai landasan penyusunan model sistem digital pengelolaan riset di lingkungan Ditjen Bimas Hindu.
Acara dibuka oleh Kasubdit Pendidikan Tinggi Ditjen Bimas Hindu, Putu Jaya Adnyana Widhita, serta dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu, Sekretaris Ditjen, Direktur Pendidikan Hindu, dan jajaran staf Bidang Pendidikan Tinggi.
Dalam arahannya, Sekretaris Ditjen Bimas Hindu, Ida Made Pidada Manuaba, menyoroti sejumlah persoalan yang dihadapi, khususnya rendahnya pemanfaatan aplikasi.“Digitalisasi Bimas Hindu harus memberi manfaat nyata, terutama dalam mempermudah akses data dan anggaran, sekaligus memperkuat fungsi Ditjen Bimas Hindu sebagai pusat layanan terpadu. Dengan moto Pancadatu—Pelayanan Cepat, Mudah, dan Bermutu—diharapkan birokrasi menjadi lebih responsif. Sistem ini juga sebaiknya dapat diintegrasikan dengan aplikasi SINDU atau SIPANDU yang sudah terdaftar di Kementerian Agama,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimas Hindu, Prof. I Nengah Duija, berharap sistem digital yang dikembangkan benar-benar memberikan dampak sesuai arahan Menteri Agama, khususnya dalam penguatan reformasi birokrasi dan layanan berbasis digital.
Dukungan serupa disampaikan Direktur Pendidikan Hindu, Prof. I Ketut Sudarsana. Menurutnya, pengembangan sistem digital tidak hanya sebatas inovasi teknologi, tetapi juga harus menjawab kebutuhan spesifik layanan Ditjen Bimas Hindu.
“Kami mendukung penuh pengembangan ini, namun yang terpenting adalah memastikan sistem yang dirancang benar-benar sesuai kebutuhan Ditjen Bimas Hindu. Dengan begitu, ia tidak hanya menjadi produk akademik, tetapi juga solusi praktis yang berkelanjutan,” tegasnya.
Anggota Tim Peneliti, I Wayan Titra Gunawijaya menjelaskan bahwa sistem digital tersebut diharapkan menjadi inovasi pengembangan sistem penelitian kedepan.
“Selama ini pengelolaan riset masih menghadapi kendala, mulai dari proses manual hingga dokumentasi yang belum terstruktur. Dengan sistem digital, diharapkan riset dapat lebih akuntabel, mudah diakses, sekaligus meningkatkan kualitas layanan penelitian di Ditjen Bimas Hindu,” ungkapnya.
I Made Gami Sandi Untara sebagai salah satu anggota Peneliti menjelaskan rancangan nama yang telah disiapkan untuk platform aplikasi antara lain PRAMANA, SARAS, AMERTA, BHAKTI, dan ARTHA, yang merepresentasikan nilai-nilai Hindu serta semangat inovasi. Tentu nama tersebut merupakan akronim dari beberapa istilah pengenbangan.
Pengembangan sistem digital ini diharapkan memberikan manfaat strategis, meliputi peningkatan mutu layanan, tersedianya solusi praktis dalam pengelolaan penelitian, serta tersusunnya prototipe yang siap diimplementasikan secara bertahap. Ditjen Bimas Hindu juga menekankan pentingnya pelatihan pengguna, ketersediaan sumber daya, serta evaluasi berkesinambungan agar sistem dapat berfungsi secara optimal.