Konsep Rwa Bhineda Sebagai Paradigma Pluralisme Dalam Keberagaman Agama di Bali

Main Article Content

Selvyani

Abstract

Rwa Bhineda merupakan konsep filosofis dalam tradisi Hindu Bali yang menekankan dualitas sebagai hakikat keseimbangan kosmis, seperti terang dan gelap, baik dan buruk, serta sakral dan profan. Dalam konteks sosial keagamaan, Rwa Bhineda tidak hanya merepresentasikan dualisme ontologis, tetapi juga mencerminkan etos toleransi dan harmoni dalam keberagaman. Artikel ini mengkaji bagaimana konsep Rwa Bhineda berfungsi sebagai paradigma pluralisme dalam lanskap keberagaman agama di Bali yang plural dan dinamis. Dengan menggunakan pendekatan teologi kontekstual dan metodologi kualitatif-hermeneutik, artikel ini menelusuri pemaknaan simbolik dan praksis budaya Rwa Bhineda dalam relasi antarumat beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Bali, melalui pemahaman terhadap Rwa Bhineda, mengembangkan semangat hidup berdampingan secara inklusif dan tidak antagonistik, bahkan terhadap kelompok agama minoritas. Konsep ini tidak merelatifkan kebenaran religius, tetapi mengafirmasi keberadaan nilai-nilai spiritual lain sebagai bagian dari sistem keseimbangan universal. Selain itu, implementasi Rwa Bhineda dalam ruang publik – baik melalui ritual, hukum adat, maupun pendidikan budaya – membentuk landasan etis bagi pluralisme yang berakar pada kearifan lokal. Dengan demikian, Rwa Bhineda bukan hanya warisan filosofis, tetapi juga paradigma etis-spiritual yang relevan untuk membangun kohesi sosial dalam masyarakat multikultural. Kajian ini merekomendasikan integrasi nilai-nilai Rwa Bhineda dalam kebijakan publik dan dialog lintas agama untuk memperkuat pluralisme yang kontekstual dan berkelanjutan di Bali.

Article Details

How to Cite
Selvyani. (2024). Konsep Rwa Bhineda Sebagai Paradigma Pluralisme Dalam Keberagaman Agama di Bali. ŚRUTI: Jurnal Agama Hindu, 5(1), 20-30. Retrieved from https://ekadanta.org/jurnal/index.php/sruti/article/view/619
Section
Articles

References

Ambara, A. (2020). Kosmologi Sosial Bali: Rwa Bhineda sebagai Dasar Hidup Kolektif. Bali: Yayasan Damar Kencana.
Ardhana, I. K. (2012). Pluralisme dan Multikulturalisme dalam Perspektif Budaya Bali. Denpasar: Udayana University Press.
Astika, I. M. (2019). Filsafat Hindu Bali: Dualitas Kosmis dalam Kehidupan. Denpasar: Pustaka Bali.
Bandem, I Made & deBoer, Fredrik Eugene. (1995). Kaja and Kelod: Balinese Dance in Transition. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Bagir, Z.A. (2013). Pluralism, Religion and the State in Indonesia. Singapore: ISEAS.
Berger, P.L., & Luckmann, T. (1966). The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge. New York: Anchor Books.Bevans, S. B. (2002). Models of Contextual Theology. Maryknoll: Orbis Books.Cornille, C. (2013). The Im-Possibility of Interreligious Dialogue. New York: Crossroad Publishing Company.
Dupuis, J. (2001). Christianity and the Religions: From Confrontation to Dialogue. Maryknoll: Orbis Books.
Eck, D. L. (2001). A New Religious America: How a "Christian Country" Has Become the World's Most Religiously Diverse Nation. San Francisco: HarperCollins.
Effendy, Bahtiar. (2003). Islam and the State in Indonesia. Singapore: ISEAS.Eiseman, F. B. (1990). Bali: Sekala and Niskala, Volume I: Essays on Religion, Ritual and Art. Berkeley: Periplus Editions.
Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.

Hefner, R.W. (1997). Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia. Princeton: Princeton University Press.
Hick, J. (1989). An Interpretation of Religion: Human Responses to the Transcendent. New Haven: Yale University Press.
Knitter, P. (2002). Introducing Theologies of Religions. Maryknoll: Orbis Books.Lansing, J. S. (2006). Perfect Order: Recognizing Complexity in Bali. Princeton: Princeton University Press.
Mudhofir, A., & Abdullah, I. (2021). Radikalisme dan Budaya Damai di Indonesia. Yogyakarta: CRCS UGM.
Mudana, I Gede. (2014). "Rwa Bhineda: Konstruksi Filsafat Lokal Bali dalam Perspektif Hermeneutika Simbolik." Jurnal Filsafat UGM, Vol. 24, No. 2.
Panikkar, R. (1984). The Unknown Christ of Hinduism. Maryknoll: Orbis Books.

Song, C.S. (1986). Third-Eye Theology: Theology in Formation in Asian Settings. Maryknoll: Orbis Books.
Sugiharta, D. (2018). “Pluralisme Agama dan Integrasi Sosial di Bali: Kajian pada Desa Penglipuran.” Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 9(2), 87–101.
Suryani, L.K. (2004). Balinese Coping Mechanisms in Conflict and Change. Denpasar: Suryani Institute.
Thomas, M.M. (1976). The Acknowledged Christ of the Indian Renaissance. London: SCM Press.
Pitana, I.G. (2014). Desa Adat dan Transformasi Sosial di Bali. Denpasar: Universitas Udayana.
Picard, M. (2008). Bali: Cultural Tourism and Touristic Culture. Copenhagen: NIAS Press.
Tim Penyusun Lontar Bali. (2016). Rwa Bhineda dalam Konteks Kehidupan Bali Modern. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Suamba, I. G. N. (2020). “Konsep Rwa Bhineda dalam Wacana Toleransi dan Kehidupan Beragama di Bali.” Jurnal Ilmu Agama dan Budaya, 18(2), 145–162.
Titib, I. M. (2003). Teologi dan Filosofi Hindu. Surabaya: Paramita.