Kajian Pendidikan Agama Hindu dalam Tradisi Ngusaba Dodol di Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem
Main Article Content
Abstract
Tradisi Ngusaba Dalem di Desa Selat, Karangasem atau lebih dikenal dengan Ngusaba Dodol merupakan salah satu perayaan budaya yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan agraris yang terdapat di Bali, Indonesia. Kegiatan ini berlangsung setiap tahun sebagai sebagai ungkapan rasa syukur kepada leluhur atas hasil panen yang berlimpah. Bentuk rasa syukur ini di tujukan kehadapan Dewi Sri manifestasi tuhan sebagai Dewi penyubur tanaman. Rangkaian tradisi Ngusaba Dodol melibatkan ritual pembuatan dodol raksasa seberat 150-200 kg yang nantinya akan digotong ke Pura Dalem sebagai persembahan. Dodol adalah sejenis makanan manis yang terbuat dari ketan dan santan, di mana bahan baku utamanya yang berupa padi sangat terkait erat dengan keberlangsungan kehidupan masyarakat Bali. Tradisi ini mencerminkan filosofi Tri Hita Karana yang mendasari hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan serta mempererat tali silaturahmi antar warga melalui kerja sama membuat dodol bersama-sama.
Tradisi Ngusaba ini mengangkat dodol sebagai sarana utama yang dilengkapi dengan beragam simbolisme yang kaya. Penggunaan biu kayu (pisang kayu) berjumlah 17 buah sebagai simbol Ida Bhatara Durga, serta Banten Sokan yang mencerminkan kehadiran dan peran gender dalam masyarakat, menunjukkan kompleksitas dan kedalaman spiritual dari upacara ini. Selain itu, pelaksanaan Ngusaba Dodol melibatkan berbagai kegiatan ritual seperti Mekutik, Ngraras, Nodol, dan lain-lain, yang memperkuat ikatan sosial antarwarga dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Keterlibatan masyarakat dalam berbagai aspek persiapan upacara menunjukkan bahwa tradisi ini bukan hanya sebuah ritual tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan etnografi dengan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Studi ini bertujuan untuk menggali makna serta nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ngusaba Dodol. Makna mendalam yang terkandung dalam tradisi ini tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga mencakup nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, seperti nilai tattwa (filsafat), susila (etika), dan ketuhanan, serta nilai kebersamaan dan sosial. Selain itu, nilai estetika yang terwujud dalam keindahan banten dan pelaksanaan ritual menjadi representasi dari budaya yang hidup. Dengan demikian, Ngusaba Dodol tidak hanya berfungsi sebagai ungkapan syukur kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat, mendidik generasi muda tentang pentingnya menghargai nilai-nilai budaya, spiritualitas, serta tradisi yang telah ada sejak lama. Melalui pemahaman yang mendalam tentang tradisi ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kaya ini di tengah perubahan zaman yang terus berkembang.
Article Details
References
I Gusti, N. S. (2011). The Babuang Dance In The Social Life Of Hindu Religious Communities In The Traditional Village Santi, Selat, Karangasem. Mudra (Jurnal Seni Budaya), 26(2), 1-1.
Novianta, I. M. (2022). Kajian Bentuk Fungsi dan Makna Upacara Ngusabha Dimel. Pramana: Jurnal Hasil Penelitian, 2(1), 70-81.
Qizia, L. N. (2020). Mengolah Sajian Masakan Khas Kabupaten Karangasem (Doctoral dissertation, Poltekpar NHI Bandung).
Riana, I. K., Citrawati, P. E. W., & Aryani, I. (2017). Ngusaba Dodol Di Desa Duda Timur, Selat Karangasem: Kajian Semiotik Sosial.
Sudaryathi, N. K. A. D. (2017). Pelaksanaan Upacara Ngusaba Goreng di Desa Pakraman Karangsari, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem (Kajian tentang Pewarisan Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Upacara Ngusaba Goreng). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 5(1), 29-37.
Sumardiana, I. P. G. P., Arissusila, I. W., Rudita, I. K. G., & Septyasa, M. A. (2024). Ornamen Cili Sebagai Media Hias Pada Saji Buntilan Di Desa Adat Selat, Karangasem. Widyanatya, 6(1), 101-110.
Supadmini, N. K. (2023). Upacara Ngusaba Dalem Di Desa Pakraman Bantang Kintamani. Nilacakra.
Yasa, I. W. P., Lasmawan, I. W., Sendratari, L. P., & Sriartha, P. Ethnopedagogy of Ngusaba Dimel Tradition as an Implementation of the Character Values of the Pancasila Student Profile.
Yasa, I. W. P., Suastra, I. W., Arnyana, I. B. P., Purnawati, D. M. O., & Arta, K. S. (2023). Ethno-pedagogical Study of Siat Sarang: A Local Wisdom Approach to Conflict Prevention. SOSHUM: Jurnal Sosial dan Humaniora, 13(3), 225-235