Analisi Nilai-Nilai Dalam Tradisi Ngusaba Sambah Di Desa Kastala, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
Main Article Content
Abstract
Tradisi Ngusaba Sambah yang berlangsung di Desa Kastala, Bali, merupakan praktik kebudayaan yang kaya akan makna dan signifikansi spiritual. Tradisi ini diadakan secara tahunan dan melibatkan berbagai upacara keagamaan yang merayakan hubungan antara masyarakat dengan kekuatan spiritual. Sebagai sebuah perayaan keagamaan, Ngusaba Sambah memiliki makna mendalam yang tercermin dalam pelaksanaannya. Istilah "usaba" yang berarti perayaan atau pesta, menunjukkan bahwa acara ini bukan hanya sekadar ritus, tetapi juga merupakan waktu untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dan alam. Studi tentang kajian nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ngusaba Sambah ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen yang dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan tradisi Ngusaba Sambah di Desa Kastala dilatarbelakanggi oleh beberapa alasan yakni, alasan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan, alasan keyakinan (agama), alasan sosial, dan pelestarian budaya. Tahapan pelaksanaan tradisi Ngusaba Sambah ini diawali dengan Nempekang, Menek Daar, Pebantenan dan ditutup dengan Penyucian atau pembersihan. Tradisi Ngusaba Sambah banyak mengandung berbagai macam nilai, baik nilai keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup. Penelitian ini menemukan bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi Ngusaba Sambah adalah nilai ketuhanan, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai pendidikan karakter
Article Details
References
Dasih, I. G. A. R. P. (2018). Komunikasi Simbolik dalam Tari Pendet Lanang pada Usabha Sambah di Desa Pakraman Pesedahan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem. Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama Dan Ilmu Sosial Budaya, 13(1),1.
Dewi, P. E. R., Suadnyana, I. N., & Fitriani, L. P. W. (2021). The Effectiveness Of Character Value Internalization Through Ngusabha Sambah Towards Bali Aga Culture Resilience Tenganan Pegringsingan Village, Manggis Discrict, Karangasem Regency. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 5(2), 288-295.
Gorda, I Gusti Ngurah. 1996. Etika Hindu dan Perilaku Organisasi. Denpasar: PT Widya Aksara Nasional Gunaksa” Skripsi (tidak diterbitkan). IHD Denpasar.
Haes, P. E. (2021). Pelestarian Budaya dalam Tari Wali Krama Murwa pada Tradisi Usaba Sambah di Desa Pesedahan Karangasem. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 7(3), 101-106.
Ngurah, I. G. A., Seniwati, D. N., & Serita, I. K. (2021). Nulak Damar Dalam Usaba Sambah Di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia, 4(1), 86-111.
Savitri, N. W. N., Mardika, I. K., & Luwih, I. M. (2018). Tari Sakral Tugleng-tugleng dalam Upacara Ngusaba Sambah di Desa Pakraman Kastala Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem (Perspektif Pendidikan Agama Hindu). Jurnal Penelitian Agama Hindu, 2(1), 96-103.
Suadnyana, I. B. P. E. (2018). Sang Hyang Sambah Dalam Ngusabha Sambah Di Desa Pakraman Pesedahan, Manggis, Karangasem:(Kajian Bentuk Fungsi dan Makna). Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 9(1), 87-96.
Subamia, I. N. (2018). Tradition Mēkare-Kare In Ritual Usaba Sambah In The Village Of Customary Tenganan Pegringsingan (Study of Hindu Theology). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 2(2), 287-300.
Supartha, O, N. 2000. Upacara Ngusaba Desa. Denpasar: Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama.
Wiana, K., & Supartha, W. (2002). Memelihara Tradisi Veda.