Implikasi Ajaran Bhakti Dalam Kakawin Sutasoma Terhadap Penguatan Toleransi Antarumat Beragama

Main Article Content

Ni Luh Sityanawati

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implikasi ajaran bhakti dalam Kakawin Sutasoma terhadap penguatan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Bhakti, dalam konteks ajaran Hindu, merupakan bentuk pengabdian yang mendalam kepada Tuhan, yang mengandung nilai-nilai kasih sayang, pengampunan, dan penghormatan terhadap kehidupan. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik filosofis, penelitian ini menafsirkan teks klasik Jawa Kuna secara mendalam untuk menggali dimensi spiritual dan etis dari ajaran bhakti serta relevansinya terhadap kehidupan masyarakat multikultural.


Hasil kajian menunjukkan bahwa Kakawin Sutasoma tidak hanya merepresentasikan bhakti sebagai ekspresi religius personal, tetapi juga sebagai etika sosial yang membentuk sikap toleran, welas asih, dan anti-kekerasan. Tokoh utama, Sutasoma, digambarkan sebagai figur spiritual yang menjadikan pengabdian kepada Tuhan sebagai dasar untuk membangun harmoni dan perdamaian dengan sesama, termasuk terhadap mereka yang berbeda keyakinan. Ajaran bhakti dalam teks ini sangat erat kaitannya dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, yang menjadi landasan ideologis pluralisme Indonesia.


Penelitian ini menekankan pentingnya menggali nilai-nilai spiritual lokal sebagai strategi kultural dalam merespons tantangan intoleransi yang terus berkembang. Reaktualisasi nilai bhakti melalui pendidikan, kebijakan budaya, dan dialog antaragama dapat menjadi langkah strategis dalam membangun masyarakat yang lebih toleran dan spiritual. Dengan demikian, Kakawin Sutasoma menjadi sumber inspirasi untuk merumuskan model toleransi yang tidak hanya bersifat legal-formal, tetapi juga berbasis kesadaran moral dan spiritual.

Article Details

How to Cite
Ni Luh Sityanawati. (2024). Implikasi Ajaran Bhakti Dalam Kakawin Sutasoma Terhadap Penguatan Toleransi Antarumat Beragama. ŚRUTI: Jurnal Agama Hindu, 4(2), 225-233. Retrieved from https://ekadanta.org/jurnal/index.php/sruti/article/view/612
Section
Articles

References

Barton, G., & Fealy, G. (Eds.). (2014). Islamic Activism in Indonesia: Social Movements and the State. Institute of Southeast Asian Studies.
Becker, C. J. (2000). Bhakti and tolerance: Religious practice and harmony in Hindu thought. Journal of Religious Ethics, 28(1), 1–24.
Bhagavad Gita. (1992). The Bhagavad Gita: A New Translation (S. Mitchell, Trans.). Harmony Books.
Bubandt, N. (2014). The Empty Seashell: Witchcraft and Doubt on an Indonesian Island. Cornell University Press.
Burhani, A. N. (2016). Pluralism, liberalism and Islamism: Religious outlook of Muhammadiyah. Studia Islamika, 23(3), 435–470. https://doi.org/10.15408/sdi.v23i3.4605
Doniger, W. (2009). The Hindus: An Alternative History. Oxford University Press.
Eck, D. L. (2006). A New Religious America: How a "Christian Country" Has Become the World's Most Religiously Diverse Nation. HarperOne.
Eiseman, F. B. (1990). Bali: Sekala and Niskala – Essays on Religion, Ritual, and Art. Periplus Editions.
Emmerson, D. K. (2012). Islamism, Violence and Democratic Development in Indonesia: The Crescent Rising. East-West Center.
Hefner, R. W. (2013). Religious Tolerance, Human Rights and the Challenge of Modernity. Columbia University Press.
Little, D., & Swidler, L. (2000). Interfaith Dialogue: A Guide for Muslims. Islamic Institute for Interfaith Dialogue.
Palmer, R. E. (1969). Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer. Northwestern University Press.
Radhakrishnan, S. (1953). The Principal Upanishads. George Allen & Unwin.
Ramstedt, M. (2004). Hinduism in Modern Indonesia: A Minority Religion Between Local, National, and Global Interests. RoutledgeCurzon.
Zoetmulder, P. J. (1974). Kalangwan: A Survey of Old Javanese Literature. Martinus Nijhoff.