Implementasi Nilai Tri Hita Karana Pada Tradisi Nyeeb indonesia
Main Article Content
Abstract
Tradisi Nyeeb, sebagai penyucian di masyarakat Desa Tajun, memiliki makna penting dan nilai luhur yang harus dijaga dan dilestarikan. Tradisi Nyeeb bukan hanya sekedar menyucikan tubuh secara fisik, tetapi juga mengajarkan kita untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dan mengevaluasi diri sendiri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Implementasi Nilai Tri Hita Karana Pada Tradisi Nyeeb Di Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng, dengan menganalisis tentang: 1. Tradisi Nyeeb, 2. Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Tradisi Nyeeb. 3. Implementasi Nilai Tri Hita Karana P a d a Tradisi Nyeeb. Pada dasarnya, metode penelitiannya adalah proses pengumpulan data secara ilmiah untuk tujuan dan keuntungan tertentu. Empat elemen penting yang harus diperhatikan dalam metode ini adalah sebagai berikut: metode ilmiah dilakukan secara sistematis, rasional, dan empiris; data, tujuan, dan keuntungan. Dalam penelitian kualitatif, pendekatan yang digariskan digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, kejadian, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, dan persepsi. Untuk memilih informan untuk penelitian ini, teknik sampling snowball digunakan. Peneliti mengumpulkan data dalam lingkungan alami untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang tradisi Nyeeb. Metode pengumpulan data tambahan meliputi observasi, wawancara , dokumentasi, dan studi kepustakaan.Dalam penetian ini peneliti membahas hasil penelitiannya adalah pembahasan tentang Tradisi Nyeeb dan Nilai Pendidikan Agama Hindu dalam Tradisi Nyeeb meliputi: Nilai Pendidikan Sradha, Nilai Pendidikan Etika/Susila, Nilai Pendidikan Sosial. Implementasi Nilai Tri Hita Karana P a d a Tradisi Nyeeb meliputi: Implementasi Hubungan Manusia Dengan Tuhan Yang Maha Esa (Parahyangan), Implementasi Hubungan Manusia Dengan Manusia (Pawongan), Implementasi Hubungan Manusia Dengan Alam Semesta (Palemahan).
Article Details
References
Fauzi, A. (2019). Peran pemangku umat hindu dalam kehidupan bermasyarakat: studi kasus Pura Mertasari Rengas Tangerang Selatan (Bachelor's thesis, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Mahardhani, A. J., & Cahyono, H. 2017. Harmoni Masyarakat Tradisi Dalam Kerangka Multikuluralisme. ASKETIK. Vol. 1. No. 1. hml 27-34. Jurnal Agama dan Perubahan Sosial.
Pramada, I Gede yuda, dkk. 2022. Implementasi Ajaran Tri Hita Karana pada Ritual Sanghyang Grodog di Desa Lembongan Klungkung Bali. Surabaya
Suadnyana, I. B. P. E. (2018). Nilai yang Terkandung dalam Gaguritan Mituturin Angga. Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 9(2), 47-60.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Cetakan Kesembilan Belas. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Suwindia, I. G., & Wati, N. N. K. (2023). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Agama
Hindu. Jayapangus Press Books, i-125.
Sya'roni, M. (2014). Etika keilmuan: Sebuah kajian filsafat ilmu. Jurnal Theologia, 25(1), 245-
270.
Tristaningrat, M. A. N. (2019). Analisis panca yadnya dalam konteks saguna Brahman dalam
menciptakan aktivitas sosial budaya. Maha Widya Bhuwana, 2(1), 57-68. Wiana, I Ketut. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Denpasar: Paramita